UNU NTB Jadi Pelopor: Permainan Rakyat Naik Kelas Jadi Mata Kuliah Wajib
wakil dekan fakultas pendidikan bersama pihak RRI di Aula UNU NTB
Mataram — Sebuah langkah unik dan visioner diambil oleh Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat (UNU NTB). Sejak tahun 2019, kampus ini resmi menetapkan Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional sebagai mata kuliah wajib di Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (PJKR).
Kebijakan ini bukan sekadar inovasi akademik. Lebih dari itu, UNU NTB berupaya menghidupkan kembali denyut budaya lokal yang mulai pudar di tengah derasnya arus modernisasi.
“Selama ini potensi mata kuliah berbasis budaya daerah sering terabaikan,” ungkap Dr. Yadi Imansyah, M.Or., Wakil Dekan Fakultas Pendidikan UNU NTB, kepada wartawan.
Menurutnya, permainan rakyat seperti engklek, egrang, atau main karet bukan sekadar hiburan masa kecil, melainkan sumber nilai-nilai edukatif yang bisa membentuk karakter, kerja sama, dan sportivitas mahasiswa calon guru olahraga.
“Olahraga harus mengakar pada budaya sendiri, bukan hanya meniru olahraga dari luar. Permainan rakyat harus digali dan dimanfaatkan sebagai media pembelajaran,” tegas Dr. Yadi.
Awalnya, mata kuliah ini hanya berisi teori dan praktik permainan tradisional. Namun mulai tahun depan, UNU NTB akan menghadirkan mata kuliah baru bertajuk Kajian Permainan Rakyat Nusa Tenggara Barat — sebuah terobosan akademik yang akan menelusuri nilai, filosofi, hingga konteks sosial permainan tradisional di tiap daerah NTB.
Langkah tersebut juga menjadi bentuk nyata dukungan UNU NTB terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan Nasional, yang menekankan pentingnya pelestarian ekspresi budaya daerah.
Melalui kebijakan ini, UNU NTB berharap para lulusannya tak hanya menjadi pendidik jasmani yang profesional, tetapi juga pelestari budaya lokal yang mampu membawa permainan rakyat NTB ke ruang-ruang pembelajaran modern.
